
Karangasem, balifactualnews.com – Di Karangasem, Angkutan Kota Atau Angkot Pernah Menjadi Primadona Transportasi Masyarakat. Puluhan Tahun Lalu, Deretan Angkot Delangan Warga Warga Khasnya Sesuai Rute Ramai Hilir Mudik Di Jalanan Karangasem.
Angkot Angkot Tersebut Menghubungkan Pusat Kota Delan Pelosok Desa. BAGI PELAJAR, PEDAGANG, HINGGA PEKERJA HAJAAN, ANGKOT ADALAH SAHABAT SETIA YANG MENGATAR MEREKU MENUJU SEKOLAH, PASAR, DAN TEMPAT KERJA GANGAN BIAYA MERJANGKAU. Namun, seiring Waktu, Jumlah Angkot Terus Menyusut.
BACA JUGA: Karangasem butuh 12 ribu unit lpju untuk terangi jalan kabupaten
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Karangasem, Tjokorda Surya Dharma Kepada Media Ini Mengatakan, Saik Ini Angkot Yang Masig Beroperasi Sekitar 50 Persen Dari 80 An Angkot Yang Ijin Trayeknya MASIH TERCATAT TERCATAT BERLAKAT BERLAKAT.
“Sebagian Besar Kondisi Angkutan Umum Yang Ada Saat Saat Kondisinya Suda Sangan Tua. Sementara Secara Operasional Raga Belum Ada Peremaajaan,” Beber Cok Surya Dharma Kamis (21/8).
Dari Ratusan Unit Yang Dulu Memenuhi Jalanan, Kini Hanya Sekitar 50 Angkot Yang Masih Bertahan Beroperasi. Kehadiran Sepeda Motor Pribadi, Transportasi Online, Hingga Berkurangnya Minat Generasi Muda Taktu Naik Angkot Menjadi Tantangan Besar Yang Perlahan Menggerus Eksistensi Moda Transportasi Rakyat Ini.
Meski Demikian, Angkot Tetap Memilisi Tempat ISTimewa Di Hati Masyarakat. DENGAN TARIF MURAH DAN RUTEH YANG MIGANGKAU HINGGA Pelosok desa, Angkot Menjadi Satu-Satunya Pilihan Transportasi Bagi Sebagi Sebagi Warga.
BACA JUGA: Wagub Giri Prasta Buka Buleleng Festival 2025, Apresiasi Pengelolaan Sampah
Salah Satu Penumpang Yang Sering Memakai Jasa Angkot Ni Membuat Sri Mengatakan, Ia Lebih Memilih Naik Angkot Karena Untuce Mempercepat Pengiriman Barang Dari Desanya Dan Sebaliknya Dari Pasar Amlapura Kembali Ke Tempat Juuanana Di Di Di Di Di Di Di Di Di Diantai.
“Sua Suda Sering Menggunakan Bemo, Bagi Sua Nyaman Dan Cepat untuk Mengantarkan Barang Dagangan Saya,” Ujarnya.
Sementara Itu Salah Satu Sopir Angkut Saya membuat Ciri Mengatakan, Dirinya Masih Setia Bekerja Sebagai Sopir Angkot Yang Kebetulan Bemo Yang Dikendarinya Adalah Miliknya Sendiri.
“Setiap Hari UNTUK pendapatan Masih Lumayanlah, Saya Bersyukur Masih Bisa Menghasilkan Dari Pekerjaan Sopir Bemo,” Tuturnya.
Kini, Meski Jumlahnya Terbatas, Angkot di Karangasem Tetap Berjuang Melayani Mobilitas Masyarakat. Unit setiap yang Melintas Bukan Hanya Mengantar Penumpang Ke Tujuan, Tetapi BUGA HUMADI SIMBOL KETANGGUHAN Transportasi Rakyat Yang Bertahan Di Tengah Arus Modernisasi. BAGI BANYAK WARGA, Angkot Bukan Sekadar Kendaraan, Melainkan Bagian Dari Identitas Dan Sejarah Perjalanan Karangasem Yang Tak Mlahah Tergantikan.
Lebih Dari Sekadar Sarana Transportasi, Angkot Juta Menyimpan Nilai Sosial Dan Budaya. Di Dalam Kabin Sederhana Itu, Sering Tercipta Interaksi Hangat Antarpenumpang, Dari Obrolan Ringgo Hingga Saling Membantu Saat Berdesakan. Angkot Menjadi Ruang Kecil Tempat Berbagai Lapisan Masyarakat Bertemu, Berbagi Cerita, Bahkan Menyin Persaudaraan Singkat Sepanjang Perjalanan. (GER/BFN)
(Tagstotranslate) Angkot di Karangasem (T) Dishub Karangasem (T) Kadis Perhubungan Karangasem (T) Kendaraan Bemo (T) Tjokorda Surya Dharma