Karangasem, balifactualnews.com -Rasa Panik Menyelimuti Ni Luh Suryani (38), Waraga Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, Ketika anaknya yang Masih Duduk Di Bangku Sd Tiba-Tiba Demam Tinggi. Awalnya Ia Mengira Hanya Sakit Biasa. Namun, Setelah Dibawa Ke Puskesmas, Dokter Menyatakan anaknya Positif demam Berdarah Dengue (DBD).
“Badanya Panas Sekali, Sampai Menggigil. Saya Langsung Khawatir, Karena Beberapa Tetangga Jaga Sempat Kena Dbd,” Cerita Suryani SAMBIL MENDAMPINGI Anaknya Yang -Yang Dirawat.
KISAH SURYANI HANYALAH SATU Dari Ratusan WARGA Karangasem Yang Harus Berhadapan DGD DBD TAHUN INI. HINGGA PERENGAHAN AGUSTUS 2025, DINAS Kesehatan Karangasem menatat 1.356 Kasus Yang Tersebar di Delapan Kecamatan. Jumlah Itu Termasuk Yang Ditemukan di Berbagai Puskesmas Maupun Rahat Sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, DR. Gusti Bagus Pertama, Mengungkapkan Bahwa Kasus Terbanyak Terjadi Periode Januari Hingan Mei. “Bulan Januari 168 Kasus, Februari 278 Kasus, Maret 313 Kasus, April 204 Kasus, Dan Mei 169 Kasus. Setelah Itu Mulai Menurun, Juni 115, Juli 64, Dan Agustus Sekitar 44 Kasus,” Jua Dr I Gusti Bagus Putrama (Kasus.
Menurutnya, Penurunan Kasus di pertengahan Tahun Bukan Berarti masyarakat bisa Lengah. Cuaca di Karangasem Yang Cenderung Tidak Menentu Membuat Jentik Nyamuk Aedes Aegypti Tetap Berpotensi Berkembang Biak. “Kadi Panas, Beberapa Jam Hujan Deras. Kondisi Ini Yang mempercepat Perkembangbiakan Jentik,” Terangnya.
Meski Pemerintah Gencar Melakukan Fogging, Sosialisasi 3M Plus, Hingga Mengktifkan Kembali Pokjanal Dbd Di Desa-Desa, Bagu Putra Pertama Menilai Masih Beriak Masyarakat Yang Belum Sepenuhya Sadara Bahay Bahay Bahaya.
“Kalau Hanya Mengandalkan Fogging Saja Tidate Cukup. Yang Paling Penting Adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk. Jangan Biarkan Ada Air Genangan Air Di Sekitar Duat. Setiap Keluarga Haja.
BAGI KELUARGA YANG TERKENDA DBD, SELAIN CEMAS AKAN Keselamatan Anggota Keluarganya, beban biaya buta menjadi tantangan terendiri. Suryani Mengaku Haruus Bolak-Balik Menjaga Anaknya Di Rumah Sangan Sangan Tetap Mengurus Pekerjaan Rumah.
“Kalau Suda Begini, Semua Aktivitas Terganggu. Anak Sadie Dirawat Hampir. Kami Jadi Benar-Benar Sadar, Betapa mempasing Menjaga Pembebaga RUMAH DAN LINGKANGGAN,” Ungkapnya.
Masyarakat Karangasem Kini BerharaP Agar Kasus DBD Bisa Segera Ditekan. UPAYA PEMERINTAH GANGAN FOGGING DAN SOSIALISASI TENTU TIDAK AKAN BERHASIL TANPA KETERLIBATAN WARGA.
“Harapan Kami Sederhana, Semoga Kasus ini Cepat Turun Dan Tenjak Ada Lagi Anak-Anak Yang Haru Dirawat Karena DBD,” Kata Suryani Lirih.
Sementara Itu, Dinas Kesehatan Terus Mengingatkan Waraga Agar Waspada Terhadap Gejala Demam Tinggi Mendadak, Nyeri Sendi, Dan Muncul Bintik Merah Di Kulit. Jika Itu Terjadi, Masyarakat Diminta Segera Membawa Pasien Ke Puskesmas Atau Rahat Sakit TerdeKat Agar Cepat Ditangani. (tio/bfn)
(Tagstotranslate) Berita Karangasem Hari ini (T) dr. Gusti Bagus Pertama (T) Kasus DBD Di Karangasem (T) Kepala Dinas Kesehatan Karangasem